MERAYAKAN YANG PALING TIDAK INGIN DIRAYAKAN



ketika itu,
pagi belum penuh,
namun aku sudah dipaksa bergegas menuju rumah terakhirmu.

memang,
sedari malam suara-suara parau itu terus saja sibuk berembuk dan bertanya
"dimana akan dikebumikan?".

isi kepalaku hampir beku,
24jam terakhir sibuk memunguti potongan-potongan nyata yang amat sukar dicerna.

kau tahu?
apa betul hal yang,
sedetikpun tidak akan pernah aku lupakan?

nafas tersengalmu dan mata sayu yang mengatup perlahan.

itukah detik-detik kehilangan?
apakah aku memang sudah pantas diberi label 'anak yang tinggalkan'?



tuhan,
apa betul arti kepergian?



pagi beranjak,
siang pun datang.
matahari tak tampak,
dingin angin membidik tulang.



mereka menyebutnya, 'rumah duka'.

di satu sudut,
manusia berkumpul begitu ramai,
di sudut lain,
manusia silih-ganti berdatangan.
ada apa?
kami tidak sedang berpesta.

namun sialnya,
ini seperti sebuah perayaan,
perayaan yang sangat aneh.
semua makhluk mencipta hitam dan kelam,
seakan-akan baru saja terjadi hal yang begitu mengerikan.

jujur, 
aku sangat tidak suka dengan kecekaman.


namun elegi-elegi tetap terdengar keras dan bergelantungan,
segala macam dan bentuk doa saling bertautan.
dukacita pun berlabuh diseluruh wajah.
seakan-akan semua mata menatapku sempurna iba.





entah bagaimana hari yang paling lamban itu berakhir,





maka,
untuk seseorang yang penuh kasih,

dari kepergianmu,
akan kupelajari ikhlas yang sangat luas.

hanya saja,
untuk perjalananmu yang baru itu,
janganlah terlalu bergegas,
aku harap,
waktuku akan cukup menyusulmu di pertengahan jalan,

meski pada hakikatnya,
kita tak bisa lagi saling mengenal.
tapi aku akan berdoa untuk tetap dipertemukan,
denganmu.


oleh: monaanarki

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMARAM

RENTANG