RENTANG
kau yang di ujung sana.
bersembunyi di balik bukit megah.
diam-diam tersenyum,
sekejap termangu.
siapa namamu?
siapa jiwamu?
wahai raga, siapa betul engkau?
pelan-pelan aromamu datang,
menggelitik lalu meraba,
oh harummu menyelinap utuh menusuk sukma.
tak sempatku insaf,
lirih nyanyianmu sayup sampai terdengar,
pertanda apa?
tanpa aba ku menari gemulai.
namun sial,
belum sempurna lenggok selesai,
bayang tanganmu dari seberang bukit itu puas melambai.
samar,
samar,
lalu luruh menghilang.
empat pekan ku menanti dengan gemetar,
harap cemas menunggu kabar,
celaka sudah rindu yang kutanam,
roman indahmu tak jua kunjung datang,
oh manusia,
apakah arti dari serakah?
apakah ia yang terburu-buru mengikut rasa?
ketika yang fana lekas lenyap,
dengan naif tali penjerat pun seketika ingat.
oh Tuhan
apakah ia rupa dari kesalahan?
tapi Kau bilang,
hidup bukan perkara kebetulan.
ataukah ia jelmaan petaka?
yang sengaja Kau kirim agar ku teguh mengingat kata sumpah.
oleh: mona anarki
Komentar
Posting Komentar