LENYAP

ibu, tadi malam monster itu kembali datang, berkecak pinggang lalu aku ditendang. ia terus mengejek dan membodohiku, apa karena aku tak tahu diri tak tahu malu? ibu, jalan apa yang telah kutelusuri? mengapa tiada cahaya lagi? atau benarkah ini mimpi buruk? pantas saja aku kian terpuruk. ibu.. ibu.. aku terus dipaksa menari, tanpa lelah hingga tiba pagi. padahal mataku sudah memerah, yang sucipun sudah dimandikan dengan darah. ibu, wajahku sudah kian pucat pasi, namun mereka tak sedikitpun menaruh simpati. lihatlah ibu, masihkah kau bangga dengan aku, anakmu? ibu, harusnya dulu aku tak kau beri ampunan. harusnya kau memukulku lebih lama dengan rotan. walau itu kan kekal membekas, setidaknya aku bisa lebih waras. kini biar, biarlah ibu. biar aku yang terperangkap. menjadi objek ataupun kelinci percobaaan. hanya saja, bila aku lebih dulu pergi, semoga doa dari bibirmu selalu penuh suka untuk bersemi. oleh: mona anarki