Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2022

IBU, AKU DAN...

Gambar
aku capek harus menghitung berapa batang rokok yang sudah kuhabiskan. belum lagi berapa batang yang dihabiskan ibu sebab rusuh mendengar ocehanku. kata ibu " untuk sesekali tak apa, kita butuh ini kalau lagi galau ". aku cengengesan. bagaimana mungkin ibu begitu fair dan terbuka dalam masalah ini. tapi, tentu saja ibu akan mengerti. ibu telah melalui banyak hal. ya, bahkan ibu sudah melalui terlalu banyak hal. derita ibu tak pernah mampu kujabarkan. bagaimana ia menghidupi kami, bagaimana ia bertahan untuk kami, bagaimana cara menenangkan kami, hingga bagaimana kami bisa sekolah. sangat sering ibu makan seadanya sebab uang yang ia dapat harus segera dikirim kepada kami yang berada jauh di luar kota. padahal aku juga tahu, ibu suka semur ayam ketimbang daun singkong rebus. tak jarang ibu juga harus mendatangi beberapa rumah tetangga, mencari pinjaman hanya dengan jaminan akan ia bayar setelah siap panen. ya, uang hasil panen ibu semata-mata hanya untuk menyumpal p...

ALIH

Gambar
aku masih mencintaimu. untuk itu, aku akan selalu bersedia mengingatkan. disetiap sudut kota ini adalah engkau. laut, dermaga, persimpangan, taman budaya,  bahkan sampai ke jalan di pinggiran pasar kota, jejakmu masih sanggup aku dikte dengan seksama. kota besar ini, dan kau. tetap menjadi sepenggal bab utuh yang tak terlupakan. aku masih ingat betul, bagaimana rautmu yang enggan beranjak meski matahari sudah sepenuhnya terbenam. langkahmu yang berat pamit meski malam yang kita lalui sudah cukup panjang. ujung hari itu, genggamanmu semakin kuat. " sungguh, perpisahan kita adalah ketidakmungkinan ", katamu. namun, tak kunjung dua pekan. kau sendiri yang berteriak. bahwa kemungkinan yang paling mungkin adalah, manusia akan selalu berubah. dan kau pun beralih. oleh: mona anarki

BUKAN KEKASIHKU (LAGI)

Gambar
untukmu, yang bukan kekasihku (lagi). Minggu terakhir agustus, tepat aku menulis surat ini untukmu. katamu, agustus adalah bulan kesukaanmu. ya, sebab 17 agustus adalah hari semaraknya pesta ulang tahunmu yang tak kalah semarak dari dirgahayunya tanah kita. dan kali ini,  izinkan aku menuliskan beberapa kata untukmu. terakhir kabar yang kudengar, yang dengan sengaja ditanyakan langsung oleh temanku kepada kerabat terdekatmu, katanya, kau sudah benar-benar menemukan gadismu. seseorang yang kau jadikan tempat pulang paling aman,  seseorang yang bisa membahagiakanmu. meski aku bisa mengingat dengan jelas, dari tujuh tahun yang lalu,  hanya aku bahagiamu. dan hari ini, bahkan belum sempat aku bertanya, kau datang mengirim pesan. berisi kata ampun beserta kalimat pemakluman. kau berbicara hal-hal yang tak masuk akal. kau bilang cintaku sia-sia. penantianku tak lain hanyalah rupa sebuah kesalahan. apakah memang benar demikian? tapi,  baiklah. meski keadaan ini ...